Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bonggol Pisang Sebagai Pupuk Organik Cair (MOL)

Selain buahnya yang lezat, pisang juga dapat dimanfaatkan untuk pupuk. Dari semua limbah pisang, baik itu kulit, daun, pelepah dan bonggol pisang, dapat digunakan sebagai pupuk organik. Tapi yang paling bagus kandungan nutrisinya sebagai pupuk organik adalah bagian bonggol pisangnya.

mol bonggol pisang, bonggol pisang, mol, pupuk organik
(Unsplash.com/Ibrahim Sahin)

Pada tahun 2015 lalu, Direktorat Jendral Hortikultura melaporkan bahwa pisang adalah buah yang populer di Indonesia. Produksi buah ini mencapai 34,65 persen dari total buah yang diproduksi Indonesia.

Lahan panen buah pisang yang tercatat seluas 100.600 hektar dengan lebih dari 100 juta pohon pisang yang ditebang setiap tahunnya.

Ini berarti, ada jutaan ton limbah dari pohon pisang yang sebenarnya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Pupuk organik, selain bagus untuk tanaman, ia juga tidak merusak tanah seperti pupuk kimia sintetis.

Pembuatan pupuk organik dari pisang ini sering disebut atau biasa orang mengenalnya dengan MOL (Mikroorganisme Lokal).

Kisanak dapat menyimak sampai selesai artikel ini mengapa pupuk organik MOL dari pisang bagus untuk tanaman dan bagaimana cara membuatnya.

Mengapa bonggol pisang bagus untuk bahan MOL


Hal paling penting yang menjadi dasar utama mengapa bonggol pisang penting sebagai bahan pupuk organik MOL adalah karena kandungan mikroorganisme di dalamnya yang penting bagi kesuburan tanaman.

Setidaknya ada beberapa bakteri mikroba di bonggol pisang yakni Azotobacter sp, Bacillus sp, Aeromonas sp, Aspergillus sp, Azospirillium sp, mikroba selulotik, dan mikroba pelarut unsur fosfat (PH).

Beberapa bakteri tersebut terbukti sangat bermanfaat untuk tanaman. Misalnya seperti Azotobacter sp. adalah mikroba potensial yang menyediakan nitrogen, fitohormon dan antifungi.

Lalu Bacillus sp. mampu meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman karena dapat meningkatkan ketersediaan hara nitrogen dan fosfat yang rendah pada tanah.

Sedangkan mikroba selulolitik adalah bakteri yang memiliki kemampuan untuk menguraikan selulosa. Selulosa yang terurai menjadi monomer glukosa dan sebagai sumber karbon serta sumber energi.

Selain itu, bonggol pisang memiliki kadar asam fenolat yang tinggi dan membantu pengikatan ion-ion Al, Fe, dan Ca sehingga membantu ketersediaan P (fosfor) tanah yang berguna pada proses pembungaan dan pembentukan buah.

Cara membuat MOL bonggol pisang


Pembuatan MOL bonggol pisang sebagai pupuk organik dapat dilakukan dengan mudah karena hanya memerlukan peralatan yang sederhana.

Bahan dan alat yang harus disediakan adalah bonggol pisang (1kg), air beras (2 liter), gula merah (2 ons), tangki air, air secukupnya, jerigen.

  • Bonggol pisang harus dicincang dan selanjutnya ditumbuk halus agar nantinya mudah terfermentasi.
  • Gula merah diiris-iris halus atau kalau bisa dihancurkan sampai lembut untuk kemudian dimasukkan ke dalam air cucian beras.
  • Gula merah juga dapat direbus sampai mendidih kemudian dicampurkan dengan air cucian beras.
  • Selanjutnya aduk hingga larut dua bahan tersebut (gula merah dan air cucian beras) dan pastikan tercampur dengan secara merata.
  • Setelah itu, campurkan air cucian beras yang telah tercampur secara baik dengan gula merah tersebut dengan bonggol pisang yang sudah ditumbuk halus.
  • Semua bahan tersebut dimasukkan ke dalam jerigen dan tutup rapat-rapat.
  • Setiap dua hari sekali buka tutup jerigen apabila jerigen terlihat menggembung atau membesar karena proses fermentasi sedang terjadi.
  • Setelah itu dalam waktu 15 hari sejak pembuatan, MOL bonggol pisang sudah dapat digunakan dan diaplikasikan pada tanaman seperti padi, tomat, cabe, dan tanaman-tanaman budidaya jenis lain.
  • Penggunaannya, kisanak dapat mengambil MOL sebanyak 150 ml dan campurkan dengan 14 liter air bersih.

MOL Bonggol pisang sebagai pengurai (dekomposer)


MOL bonggol pisang yang sudah jadi, tidak hanya berguna untuk diaplikasikan sebagai pupuk organik pada tanaman, tetapi juga dapat berfungsi sebagai dekomposer atau pengurai.

Dekomposer ini maksudnya adalah kumpulan makhluk hidup yang memperoleh energi dengan cara menguraikan sisa-sisa makhluk hidup lainnya yang telah mati.

Cara penggunaannya bisa disemprotkan langsung misalnya kepada jerami agar nanti cepat membusuk, terurai dan menjadi kompos.

Bukan hanya untuk jerami saja, tapi dekomposer MOL yang sudah dibuat ini dapat digunakan untuk semua jenis limbah organik. Artinya untuk semua jenis limbah yang bisa membusuk seperti limbah rumah tangga.

Pada tahun 2015 lalu, Roro Kesumaningwati dari Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Samarinda bahkan pernah melakukan pengomposan tandan kosong kelapa sawit dan hasil komposnya bagus.


Kidung Pamungkas
Kidung Pamungkas Suka membaca, suka menulis, pekerja lepas

Posting Komentar untuk "Bonggol Pisang Sebagai Pupuk Organik Cair (MOL)"